Sopir Yang Bergelar SH, SE, ST


Pada suatu kesempatan di awal tahun 2000, Kang Kusnin diminta membantu panitia untuk distribusi surat undangan. Tepatnya pada acara Haul Pesantren Mambaul Hikam, Mantenan, Udanawu, Blitar.

Kebetulan saat itu Kang Kusnin masuk divisi kehumasan, sehingga pendistribusian undangan menjadi salah satu tugasnya.

Awalnya tidak ada yang nganjel. Hampir 2000 surat undangan tertata dengan baik plus by name and by addres.

Setelah surat dibagi per zona, Kang Kusnin merasa aneh dan sedikit bingung lantaran ada tiga undangan dengan nama sama; NUR. Cuma bagian akhir ada tambahan SH, SE dan ST.

Kang Kusnin bersama teman-temannya berpikir itu singkatan gelar sarjana seperti kebanyakan undangan lain. Misal SH singkatan (Sarjana Hukum), SE (Sarjana Ekonomi) dan ST (Sarjana Teknik). Namun ternyata singkatan yang dimaksud tidak demikian.

Hal itu terungkap ketika Kang Kusnin menanyakan langsung kepada ketua panitia Gus Had. “Gus, nama Nur Sarjana Teknik dari Desa Bakung itu yang mana?’’

Dengan sedikit senyum, Gus Had mengatakan, “Nur ST itu tetangga sampean sendiri, Kang Nuryani. Rumahnya sebelah barat rumah sampean,” jawab Gus Had.

“Lo..Kang Nuryani kok di tulis Nur ST?” protes Kang Kusnin.

Dengan gayanya yang humoris, Gus Had menjelaskan, “Kang Nuryani itu kan setiap hari kerjanya sebagai sopir truk. Jadi untuk memudahkan data dan distribusi undangan Nuryani disingkat ST”.

Gus Had pun melanjutkan, “Yang ditulis Nur SH itu namanya Kang Nur Iman. Nama dia disebut Nur SH karena dia sopir Haiece. Sementara Nur SE itu Nur Ihsan karena dia punya mobil Elep yang biasa nganter jamaah ta’lim ke mana-mana. Maka namanya ditambah Nur SE, singkatan sopir Elep”.

Mendapat penjelasan itu, Kang Kusnin bersama grembolannya langsung ketawa ngakak.”Sampean Gus, bisa aja,’’ sahut Kang Kusnin.

”Lho, Ini dilakukan untuk memudahkan pengiriman undangan agar tidak tertukar. Karena kalau ketiganya ditulis Nur sopir saja. Bisa tertukar tidak sesuai dengan yang dimaksud,’’ jelas Gus Had.

Ternyata, penyebutan Nur SE, Nur SH dan Nur ST sampai sekarang ini masih berlaku. Manakala pesantren yang menjadi pusat Terekat Naqsabandiyah Qolidiyah Blitar Raya itu mengadakan kegiatan dan mengundang masyarakat sekitar, para santri dan panitia yang bertugas kirim surat pasti paham, siapa yang disebut ST, SH dan SE.

(Nu.or.id/arifan)

1 Response to "Sopir Yang Bergelar SH, SE, ST"