Mereka Berupaya Menjatuhkan Kang Said dan Gus Dur dengan Tuduhan Syiah



sahabatgusdur.blogspot.Com ~ Ketika Al Makmun memerintah, khalifah terkemuka Abbasiyyah ini memberlakukan doktrin Mu'tazilah sebagai paham resmi negara. Bagi pengikut Mu'tazilah, seorang hakim haruslah betul-betul seorang Mukmin, dan kemukminannya harus sejalan dengan doktrin mereka. Sebab, dia harus memberikan fatwa dan keputusan bagi orang banyak. Karenanya, untuk memastikan para Qadhi-nya betul-betul mukmin, Al Makmun melakukan semacam interogasi akidah yang kemudian dikenal dalam sejarah Islam dengan mihnah (inkuisisi).

Tak jarang inkuisisi ini memakan korban. Dalam inkuisisi yang dilaksanakan Mu'tazilah, misalnya, Imam Ahmad bin Hanbal menjadi pahlawan legendaris. Beliau demikian gigih mempertahankan pandangannya, sekalipun harus dipenjara dan menghadapi siksaan berat.

Tuduhan yang sama juga dialami oleh Imam Hanafi. Pendiri Madzhab Hanafi ini pernah dipenjarakan oleh Khalifah Al Manshur, gara-gara beliau dituduh memberikan baiat kepada Muhammad bin Abdullah ibn al-Hasan bin Abi Thalib, salah seorang Imam Syiah. Imam Hanafi menjalani hukuman seumur hidup, hingga wafat di dalam penjara.

Imam Syafii juga tak luput dari tuduhan seperti itu. Beliau pernah dituduh sebagai seorang Rafidhah gara-gara memperlihatkan cintanya kepada Ahlul Bait. "Gosip" tersebut tersirat dalam salah satu puisi indah yang beliau tulis yang berbunyi sebagai berikut:

"In kana rafdhan hubbu Ali Muhammadin Falyasyhad anni Rafidhi (Jika yang disebut Rafidhah adalah mencintai Keluarga Muhammad. Maka hendaknya jin dan manusia mempersaksikan bahwa aku adalah seorang Rafidhi)".

Saat ini menjelang muktamar NU, ada yang melancarkan tuduhan bahwa Prof. KH. Said Aqil adalah penyebar Syiah dalam NU. Tuduhan semacam itu juga pernah dialami oleh Gus Dur, ketika pada masa Orba NU mengalami kemelut, kubu Abu Hasan berusaha menjatuhkan kredibilitas Gus Dur dengan melancarkan tuduhan bahwa Gus Dur membawa faham Syiah ke dalam tubuh NU.

Indikator yang digunakan, karena Gus Dur pernah berkunjung ke Iran, Gus Dur dekat dengan Dr. KH. Jalaluddin Rakhmat (Kang Jalal), Gus Dur mengakui sumbangan besar Syiah dalam bidang ilmu pengetahuan, Gus Dur menilai Ayatullah Khomeini adalah seorang Wali.

Tuduhan-tuduhan seperti ini sangat memprihatinkan, sekaligus menunjukkan sempitnya wawasan orang terhadap ilmu-ilmu keislaman. Sekedar berkunjung ke Iran sama sekali tidak dapat dijadikan indikator bagi kesyi'ahan seseorang, lalu jika tuduhan itu didasarkan atas kecintaan seseorang terhadap keluarga Nabi Muhammad SAW, seperti yang terjadi kepada imam Syafi'i, justru cinta kepada keluarga Nabi merupakan keharusan yang diajarkan Islam kepada seluruh umatnya, tak peduli mereka Sunny, Salafi atau Syi'i.

Adapun tentang tuduhan bahwa KH. Said Aqil adalah Syiah yang dihembuskan jelang Muktamar ini adalah suatu yang hal basi. KH. Said Aqil, 5 tahun yang lalu sudah pernah hadir dalam diskusi terbuka yang diadakan oleh FKM (Forum Kyai Muda) Jatim. Dalam forum tabayyun tersebut (dipublikasikan di Youtube), gosip tersebut sudah dijelaskan dengan gamblang oleh KH. Said Aqil.
Maka aneh jika saat ini ada pihak yang mencoba mengungkitnya kembali, kecuali memang motifnya bermaksud menjatuhkan kredibilitas KH. Said Aqil Siradj selaku Ketua Umum PBNU atau mengusik kerukunan Sunny Syiah di Nusantara secara umum.

    Penulis : Iqbal Kholidi Muslimedianews.com


Referensi Buku:
1. Islam Madzhab Masa Depan Menuju Islam Non-Sektarian (Dr. Afif Muhammad, MA).
2. Tarikh Khulafa (Imam As Suyuthi).

0 Response to "Mereka Berupaya Menjatuhkan Kang Said dan Gus Dur dengan Tuduhan Syiah "

Posting Komentar